Aku sudah lama tahu namamu, tapi apa yang bisa ku lakukan?
Aku gadis biasa yang selalu malu memulai. Aku hanya bisa melihatmu dari
kejauhan, mengamati mu yang kebetulan
tertangkap oleh mataku. Selama hampir dua tahun, tak ada hal lain yang bisa kulakukan. Sampai
pada suatu kesemapatan kita ditakdirkan untuk saling mengenal.
Sebenarnya aku tidak benar-benar menyukaimu. Sekedar
mengagumi. Kau tahu kan bagaimana hambarnya kehidupan SMA tanpa seseorang
yang disukai? Aku memilihmu untuk hal
ini. Hey, bukan apa-apa. Sungguh aku belum “menyukaimu” . Ketika itu
aku masih menunggu dan mengharapkan seseorang dari masa lalu. Yang sampai sekarang
masih kusebut sebagai “ cinta pertama”.
Tapi kelamaan, kurasa sia-sia menunggu seseorang yang entah masih mengingat namaku atau tidak.
Tahun terakhir di SMA , iseng aku memutuskan untuk menyukaimu. Namun, lagi.
Tidak ada yang bisa kulakukan kecuali melihatmu dari kejauhan. Dan bodohnya,
karena intensitas menguntit yang terlalu
sering aku berkali kali tertangkap basah olehmu.
Dan ketika ku rasa memilihmu adalah hanya main- main – untuk
mengurangi kejenuhan di SMA, ternyata termakan
sendiri . Aku perlahan “ menyukaimu” sungguhan. Hingga mataku tidak bisa
diajak berkompromi oleh logika. Semakin
hari, gerakan mataku selalu tertangkap.
Setiap kali, aku
memerintah perasaanku untuk berhenti . Tapi, benar- benar ndableg. Aku yakin
kau sudah terlanjur menyadarinya, makanya kau mulai canggung ketika bicara
denganku. Padahal dulu ketika bertemu kau selalu menyapa. Sekarang? Aku seolah kasat mata.
Dan sekarang, tinggal menghitung hari, masa Abuku berakhir.Lagi. Kisahku akan berujung pada kesunyian. Tak ada
jawaban, karena tidak pernah ada pengakuan. Mau tidak mau, akulah yang salah . Namun aku
sudah terbiasa, dengan jalan cerita yang semacam ini. Biarlah,
aku pengecut, aku sadar. Tapi aku memilih tidak mengatakannya, karena aku tahu diri.
-Silent Love-
Komentar
Posting Komentar