Langsung ke konten utama

Pengalaman Memiliki Lem Tembak Murah(an)

Lem Tembah 18 ribuan
Sekitar akhir bulan Juni, saya membeli sebuah lem tembak dengan harga yang relatif murah di toko peralatan listrik. Hanya dengan 18 ribu, saya bisa membawa pulam sebuah lem tembak yang entah apa merknya. Saya cukup senang sih pernah memilikinya mekipun umurnya tidak lama. Sebelum tamat riwayatnya, saya sudah sempat membuat beberapa barang DIY, yaitu dehidrator dari alumunium foil, Memperbaiki kursi yang rusak hingga bisa terpakai kembali, dan membuat beberapa tangkai bunga dari pita satin.

Detik-detik kerusakan si lem tembak kalau tidak salah seminggu yang lalu. Ketika itu saya sedang berkutat dengan pita satin dan bahan2 bunga
artifisial. Di tengah pekerjaan, saya dikejutkan dengan suara percikan disertai bunga api dari lem tembak ini. Saya terkejut, dan shock menginat posisinya yang berada dekat sekali dengan kaki saya. Cepat-cepat saya lepas steker lem tembak tersebut dari sumber listrik. Sejak itu, saya tahu lem ini sudah tidak berfungsi lagi.

Saya tidak tahu alasannya mengapa percikan mendadak itu terjadi. Setelah saya telurusuri di Google ternyata banyak juga yang mengalami hal serupa, dimana lem tembak memercikkan api alias konslet. Telusur punya telusur, saya rasa kesalahan ada pada penggunaan yang kurang tepat, shingga lelehan lem mengenai bagian yang tidak semestinya.

Menurut salah satu sumber, penggunaan lem tembah seharusnya ke bawah dan tidak boleh diangkat keatas  atau mendongak. Jadi, barang yang akan dilem seharusnya ada di bawah bukan di atas, sehingga lelehan lem mengalir ke lubang tembak yang seharusnya dan tidak mengenai komponen listrik di dalamnya.

Dengan sedikit pengatahuan tambahan ini, saya sudah memesan lem tembak lagi, dan akan menggunakannya dengan prosedur yang benar. Oh, iya. Untuk keperluan keamanan saya rasa, ketika menggunakan lem tembak ini sebaiknya kita juga menggunakan semacam pelindung, seperti pakaian lengan panjang, sarung tangan dan masker. Hal ini supaya ketika ada hal yang tidak diinginkan kita bisa meminimalisir risikonya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cool CN BLUE

Whooooa. .. . .  . pengen treak!! masih dalam perasaan nggak menentu. Baru-baru ini, Setelah nonton Heart String, setelah kenal Yong Hwa, I'm falling in love with CNBLUE. Apalagi Setelah comeback nya di album ke tiga ini. Burning-JongHyun, kamu keren banget di MV Hey You. Baru sadar, senyumanmu mematikan*heheh*. Suaramu, sangat-sangat suka,  *:p* sejak denger "LOVE ",  Yakin deh, setelah ini nggak bakal jadi anonim lagi di CNBLUE. JongHyun, bias baruku. YongHwa, maaf menghianatimu. Minhyuk makin imut di album ke-3. JungShin tetep tinggi *ya iyalah*. MV berulang-ulang aku putar di bagian JongHyun keluar dari ruangan. Waktu dia jalan, sambil nyanyi dan senyum. Entah kesurupan setan apa aku spontan senyum-senyum sendiri, sambil tiruin gaya cherrybelle (pegang kedua pipi). JongHyun charming gila. . . *maap lebai* Ok, lepas dari JongHyun. CNBLUE selalu keren, suka lagu-lagunya. Nggak banyak juga kan Band yang berasal dari Korea. Lagu mereka enak di kupin...

Peringatan

 Seberapa jauh perjalanan yang perlu ditempuh untuk sampai? Ketika memikirkan hal ini, semuanya akan terasa berat. Pikiran, dan hati akan tebebani karena pandangan dipenuhi oleh ribuan langkah yang mesti ditempuh untuk tiba di tujuan. Ada juga yang tidak tahu sama sekali tentang tujuan mereka. Tak tahu kemana melangkah, tiap langkah kecilnya selalu diikuti ketakutan. Hingga kita kadang memutuskan untuk ambil jalan termudah, tidak melakukan apa-apa.  Namun, tidak melakukan apa-apa bukan berarti kamu tidak kemana-mana. Waktu akan menyeret kamu, ke tempat yang sama sekali tidak terprediksi, yang acap kali berupa tempat yang tidak mengenakkan, penyesalan. Tulisan ini adalah peringatan dan juga ajakan untuk diri sendiri yang kerap tak sengaja terlelap dan tak melakukan apapun.  Kalau boleh jujur berpendapat, sepertinya pikiranmu sudah terlalu terkontaminasi oleh keragu-raguan kronis. Ketidakpercayaandirimu sudah terlalu kronis, sepertinya. Bukan tanpa dasar sih, aku bicara dem...

Uncertainty

How do you get used to this feeling? The feeling of uncertainty, the feeling of fear of unknown. Rasanya ingin menghindar ketika dihadapkan dalam situasi ini. Namun, dibalik ketidaknyamanannya, this uncertainty feeling sometimes hides a treasure. This feeling has been with me since the afternoon. Aku mulai mengidentifikasi perasaan tidak nyaman ini sebagai ketakutanku jika tidak bisa mempresentasikan materi dengan baik. Padahal, ketika kuliah, perasaan ini adalah teman yang tiap hari menyapa. Di situasi semacam ini, aku perlu menjustifikasi banyak hal, menjelaskan berbagai macam hal termasuk cara kerja dunia dan pikiran orang lain untuk menenangkan diri. Aku juga mencoba untuk membelah diri, mencoba menjadi pengamat atas diriku yang sedang gelisah. Pengamat yang tak menghakimi, memvalidasinya, dan menghiburnya bahwa perasaan ini sungguh hal wajar, dan terkadang,sisi baiknya,  membuatku menyadari bahwa aku manusia.  Risiko orang overthinking, barangkali. Aku tengah berusaha men...