Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Campuraduk

 Stuck again. Seperti Ban motor yang terhambat oleh batu besar. Aku merasa tidak kemana-mana. Perasaan tidak berguna kembali menyelimuti. Perasaan negatif lagi, yang terkadang tidak kutemukan jawabannya. Bergelut dengan realitas hidup sungguh sebuah tantangan nyata. Dengan kompleksnya isi fikiranku yang ingin mengembangkan diri di banyak bidang, aku justru merasa tidak pernah merasa cukup baik. Aku tidak tahu mana yang harus didahulukan. Satu metode yang pernah kudengar untuk menyelesaikan cara ini adalah dengan membuat matriks prioritas. Membaginya menjadi empat kuadran dan menentukan yang manakah yang paling penting dan darurat untuk diselesaikan.  Hal lain Media saat ini dipenuhi dengan orang-orang yang terang-terangan membuka aib orang lain. Saya nggak ngerti, kenapa orang dewasa saat ini nggak bisa menjaga mulut, ataupun jemarinya. Tidakkah mereka sadar, membuka aib tidak ubahnya melukai orang lain. Hal-hal seperti ini seolah makin biasa, dan bagaimanapun akan menjadi ton...

Manifestasi Realitas

 Saya nggak ngerti. Sepertinya ada yang salah. Tidur memang salah satu hal favorit saya di kehidupan ini. Salah satunya ya karena ada mimpi-mimpi yang lebih berwarna dari kehidupan nyata. Memang terdengar agak menyedihkan. Tapi ya, setidaknya ada satu hal yang selalu saya syukuri. Yaitu saya selalu bisa menikmati waktu tidur.  Namun akhir-akhir ini agak aneh. Mimpi-mimpi terakhir ini seolah mengambil latar yang beda dari biasanya. Dengan alur yang agak berkesan. Well, setahuku memang mimpi juga dipengaruhi oleh realitas di dunia nyata. Dan mereka seperti mulai bermanifestasi dalam mimpi. Agak, terbalik sih. Seharusnya manifestasi itu di dunia nyata, bukan? Tapi ya sudah, mari turuti saja konteks pikir yang agak terbalik ini.  Akhir-akhir ini, aku memang senang sekali menonton video kucing. Tingkah mereka yang spontan terkadang  membuatku iri. Mungkinkah karena itu, beberapa hari lalu aku memimpikan kucing? Seekor anak kecing yang jatuh dan terluka. Aku mencoba mencar...

Menerima Kebaikan

 Terbiasa diabaikan dan mengabaikan orang lain. Tanpa disadari, diri sudah mengadopsi sebuah pemikiran  bahwa kamu patut untut diabaikan. Ketika orang yang kamu kira akan mengabaikannmuu seperti kebanyakan orang lainnya, justru ia meminta maaf  terlebih dahulu. Padahal kamu memulainya dengan cara yang tidak etis. Melenceng dari keyakinan yang kamu pegang. Orang itu membuatmu semakin sadar, bahwa kamu tidak layak menerima kebaikan itu.  Sesungguhnya kamu juga nggak tahu, harus bagaimana. Kenapa kamu jadi kecewa sendiri? Kamu tidak suka sisi dirimu yang seperti itu. Yang terlalu takut meminta bantuan. Selalu berfikir bahwa permintaan tolongmu tak akan di dengar. Sayangnya ada satu orang yang kemudian menyadarkanmu atas ketakutan itu. Dan kamu mengecewakan dirimu. Ketakutan itu membuat semuanya serba salah. Kamu begitu kecewa karena tak mampu mengutarakan maumu dengan benar. Tapi orang yang kamu mintai tolong justru meminta maaf karena tak mendengarmu.  Kebaikan it...

Memenuhi Janji Diri

 Sebuah kesalahan kerap kali membuatmu membayarnya dengan waktu yang lebih lama.  Dan salah satu kesalahan yang masih sering kulakukan adalah tidak membaca syarat dan ketentuan dengan saksama. Di akhir hari aku menemukan bahwa apa yang telah kulakukan seharusnya bisa rampung. Namun ya, keluputan ini membuatku melewatkannya.  Saat ini aku sedang berusaha memikirkan sebuah ide untuk dieksekusi. Sebelumnya aku telah menghabiskan beberapa jam untuk menyelesaikan ide lain yang sesungguhnya juga ditujukan untuk kompetisi yang sama. Sayangnya, karya yang barusan kurampungkan harus tertahan dilu di dalam ruang penyimpanan. Kali ini aku hendak menuliskan cerita lain dengan tema yang berbeda dan dengan kuantitas yang sedikit lebih besar. Jadi menulis ini kujadikan sebuah metode untuk mengumpulkan energi dan mengkondisikan diri.  Memang, paling mudah adalah menuliskan perasaanmu sendiri. Menuliskan cerita berplot agak memerlukan upaya yang ekstra.  Namun aku telah berjanji...

Efek Samping Kambing Hitam

 Kepala terasa agak berat. Mungkinkah ini dampak dari konsumsi daging yang mulai melebihi ambang batas? Ataukah karena aktivitas fisik yang kurang? Bisa jadi dua-dauanya dan aku tak ingin nantinya menjadi hambatan dalam beraktivitas. Kurasa aku harus mulai mengatu pola hidupku dengan kesadaran penuh.  Visi itu seperti timbul tenggelam dalam hati. Kadang tampak jelas, namun tak jarang tersaput halimun membuatnya terlihat muram. Terutama jika suatu hari aku terlalu terekspos oleh galeri pencapaian di mesia sosial. Seolah aku telah kalah dalam maraton. Namun, kegelisahan ini tak terlalu terasa ketika aku membiarkan diri fokus berada di masa sekarang. Beberapa saat lalu, ketika aku menghadap Tuhan, aku merasa sesaat bahwa keberadaanku di dunia ini begitu magis dan mengharukan. Entah apa, mungkin karena memang kekerdilan ini akan terasa nyata saat kita berada dalam kesadaran penuh.  Di saat yang sama, aku merasa kedamaian yang tak ada duanya.  Namun sayangnya, sensasi itu...