Stuck again. Seperti Ban motor yang terhambat oleh batu besar. Aku merasa tidak kemana-mana. Perasaan tidak berguna kembali menyelimuti. Perasaan negatif lagi, yang terkadang tidak kutemukan jawabannya. Bergelut dengan realitas hidup sungguh sebuah tantangan nyata. Dengan kompleksnya isi fikiranku yang ingin mengembangkan diri di banyak bidang, aku justru merasa tidak pernah merasa cukup baik. Aku tidak tahu mana yang harus didahulukan. Satu metode yang pernah kudengar untuk menyelesaikan cara ini adalah dengan membuat matriks prioritas. Membaginya menjadi empat kuadran dan menentukan yang manakah yang paling penting dan darurat untuk diselesaikan.
Hal lain
Media saat ini dipenuhi dengan orang-orang yang terang-terangan membuka aib orang lain. Saya nggak ngerti, kenapa orang dewasa saat ini nggak bisa menjaga mulut, ataupun jemarinya. Tidakkah mereka sadar, membuka aib tidak ubahnya melukai orang lain. Hal-hal seperti ini seolah makin biasa, dan bagaimanapun akan menjadi tontonan bagi anak-anak saat ini. Jika melukai orang lain terus dipertontonkan, saya takut di masa depan, hal seperti ini akan di normalisasi. Hak berbicara akan lebih diagung-agungkan daripada kewajiban untuk menjaga hati saudara-saudara sendiri. Manusia tak lagi dipandang secara holistik. Jika berita-berita tentang kebodohan ini lebih masif daripada berita yang mengkampanyekan kedamaian, akan jadi apa masa depan?
Komentar
Posting Komentar