Hari panjang yang kukira cukup sia-sia akhirnya akan pungkas beberapa jam lagi. Tubuh dan fikiran ini masih kesulitan bersinkronisasi untuk mempraktikkan apa yang banyak dibicarakan di buku-buku pengembangan diri, "Mindfulness". Sebuah konsep bahwa hidup ideal adalah hidup di masa sekarang, tanpa banyak pikir tentang masa lalu atau cemas akan masa depan.
Sayangnya, konsep itu begitu sulit dipraktikkan. Aku cukup kecewa dengan beberapa keputusan dan reaski emosional yang terjadi padaku hari ini. Oke, untuk sebagian orang mungkin agak sulit dimengerti. Namun isi fikiran seorang introvert biasanya penuh dengan penyesalan-penyesalan dan kontemplasi yang membuang-buang waktu. Tubuhnya mungkin hanya terbaring di atas tempat tidur, namun fikirannya mungkin sudah hampir terseret medan black hole. Terkadang sok-sokan filosofis, padahal nyatanya nggak pernah dipraktekkan. Sebagian orang mengatgorikannya sebagai loser.
Hari ini, aku merasa bahwa reaksi emosionalku terhadap satu hal telah menyingkap sebuah fakta yang mungkin tidak ingin aku akui. Sebab dengan menilik reaksi itu, aku menyadari bahwa ada kegelapan yang bersembunyi, yang kutakutkan sebagai identitas diri.
Reaksi ini tidak sesuai dengan norma yang sebaiknya, dan aku mulai menghakimi diri. Kenapa aku tidak bisa bereaksi layaknya orang kebanyakan? Kenapa berbeda sekali, caraku dalam menanggapi suatu peristiwa. Kenapa sering kali, tercipta konflik dari respon yang kamu lakukan? Karena berbagai perbedaan inilah, aku merasa anomali dalam setiap interaksi. Dan karena tidak banyak yang bisa mengerti, rasanya peran antagonislah yang seolah menjadi bagian kami.
Komentar
Posting Komentar