Langsung ke konten utama

Tekad itu Seberapa Jauh?

Setiap episode kehidupan itu berharga. Begitu istimewa bagi kamu yang bisa memahaminya. Mungkin itulah kenapa Tuhan meminta manusia berfikir. Sebab tanpa memahami istimewanya, kita akan membiarkan diri melewati hari dengan autopilot. Setiap keputusan ditentukan dengan auto-mode. Tentu saja, yang akan dipilih adalah opsi yang paling mudah. Konsekuensi jangka pendek yang tidak menuntutmu untuk banyak melakukan aksi. 

Saat tengah menuliskan ini, aku ada dalam kodisi sedikit sadar. Maksudku, ada lilin kecil yang menyala yang tengah memanaskan tekad untuk menjadi manusia yang lebih lurus. Ada energi yang menuntut perubahan diri. Aku menganggapnya sebagai energi positif. Dengan energi ini, ada semacam kesadaran untuk bisa mengendalikan emosi. Ada sebuah bisikan bahwa rasa gelisah dan himpitan di dada yang kerap kurasakan itu adalah hal yang wajar. Energi ini bisa mengendalikanku, mengabaikan sensasi itu untuk tetap ambil aksi, alih-alih merebahkan diri - yang biasanya menjadi opsi yang kupilih ketika aku sedang dalam kuasa energi negatif.

Dan di saat seperti inilah, aku merasa hidup. Energi ini yang memintaku untuk terus meminta perlindungan dan pertolongan kepada Tuhan. Ia optimis bahwa Tuhan menyayanginya dan berkenan membantunya. Bagaimanapun, energi inilah yang kuharapkan selalu ada di dalam diri. Yang bisa membawaku tetap melaju meskipun dengan kecepatan pelan. 

Namun hidup ini adalah roda. Aku prediksi di masa depan akan tiba lagi masa di mana energi negatif itu hendak mengambil alih. Mengalihkan mode kendali kepada auto, lagi. Seberapa jauh nanti lilin energi positif ini akan menyala? Aku juga bertanya-tanya. Adakah entitas yang dapat membuatnya menyala lebih lama? Jika ada, maukah kamu memberi tahuku? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cool CN BLUE

Whooooa. .. . .  . pengen treak!! masih dalam perasaan nggak menentu. Baru-baru ini, Setelah nonton Heart String, setelah kenal Yong Hwa, I'm falling in love with CNBLUE. Apalagi Setelah comeback nya di album ke tiga ini. Burning-JongHyun, kamu keren banget di MV Hey You. Baru sadar, senyumanmu mematikan*heheh*. Suaramu, sangat-sangat suka,  *:p* sejak denger "LOVE ",  Yakin deh, setelah ini nggak bakal jadi anonim lagi di CNBLUE. JongHyun, bias baruku. YongHwa, maaf menghianatimu. Minhyuk makin imut di album ke-3. JungShin tetep tinggi *ya iyalah*. MV berulang-ulang aku putar di bagian JongHyun keluar dari ruangan. Waktu dia jalan, sambil nyanyi dan senyum. Entah kesurupan setan apa aku spontan senyum-senyum sendiri, sambil tiruin gaya cherrybelle (pegang kedua pipi). JongHyun charming gila. . . *maap lebai* Ok, lepas dari JongHyun. CNBLUE selalu keren, suka lagu-lagunya. Nggak banyak juga kan Band yang berasal dari Korea. Lagu mereka enak di kupin...

Peringatan

 Seberapa jauh perjalanan yang perlu ditempuh untuk sampai? Ketika memikirkan hal ini, semuanya akan terasa berat. Pikiran, dan hati akan tebebani karena pandangan dipenuhi oleh ribuan langkah yang mesti ditempuh untuk tiba di tujuan. Ada juga yang tidak tahu sama sekali tentang tujuan mereka. Tak tahu kemana melangkah, tiap langkah kecilnya selalu diikuti ketakutan. Hingga kita kadang memutuskan untuk ambil jalan termudah, tidak melakukan apa-apa.  Namun, tidak melakukan apa-apa bukan berarti kamu tidak kemana-mana. Waktu akan menyeret kamu, ke tempat yang sama sekali tidak terprediksi, yang acap kali berupa tempat yang tidak mengenakkan, penyesalan. Tulisan ini adalah peringatan dan juga ajakan untuk diri sendiri yang kerap tak sengaja terlelap dan tak melakukan apapun.  Kalau boleh jujur berpendapat, sepertinya pikiranmu sudah terlalu terkontaminasi oleh keragu-raguan kronis. Ketidakpercayaandirimu sudah terlalu kronis, sepertinya. Bukan tanpa dasar sih, aku bicara dem...

Uncertainty

How do you get used to this feeling? The feeling of uncertainty, the feeling of fear of unknown. Rasanya ingin menghindar ketika dihadapkan dalam situasi ini. Namun, dibalik ketidaknyamanannya, this uncertainty feeling sometimes hides a treasure. This feeling has been with me since the afternoon. Aku mulai mengidentifikasi perasaan tidak nyaman ini sebagai ketakutanku jika tidak bisa mempresentasikan materi dengan baik. Padahal, ketika kuliah, perasaan ini adalah teman yang tiap hari menyapa. Di situasi semacam ini, aku perlu menjustifikasi banyak hal, menjelaskan berbagai macam hal termasuk cara kerja dunia dan pikiran orang lain untuk menenangkan diri. Aku juga mencoba untuk membelah diri, mencoba menjadi pengamat atas diriku yang sedang gelisah. Pengamat yang tak menghakimi, memvalidasinya, dan menghiburnya bahwa perasaan ini sungguh hal wajar, dan terkadang,sisi baiknya,  membuatku menyadari bahwa aku manusia.  Risiko orang overthinking, barangkali. Aku tengah berusaha men...